🌊 Bagaimana Cara Manusia Memaknai Simbol
Memaknai Ketidaksempurnaan" Catatan kiri 1 Manusia adalah mahluk yg mempunyai kemampuan,hak istimewa dan mempunyai urusan di bumi ataupun diakhir
JurnalRISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018: 16-19 16 MAKNA DAN SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL (Sebuah Tinjauan Komunikasi) Aidil Haris1, Asrinda Amalia2 1,2Universitas Muhammadiyah Riau Jl
Agamadan Simbol, Bagaimana Cara Membedakannya? Bagaimana cara membedakan agama dan simbol di sekitar kita. yunizar Ramadhani 12 Desember 2018 4028. Memaknai Kembali Penciptaan Manusia dalam Pemikiran Ali Syariati; Bukti Rasulullah SAW dan Para Khalifah Tidak Memusuhi Pemeluk Agama Lain;
dakan Gesture (Gerak Isyarat), Simbol Signifikan, Mind (Pikiran), Self (Diri), Society (Masyarakat) (Ritzer, 2012: 603-604). Dedy Mulyana mengemukakan teori interaksi simbolik adalah "Kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-
untukmenemukan jalan didunia ini bersama-sama manusia dan ditengah-tengah manusia. Semiotika, atau menurut Roland Barthes, semiology, pada dasarnya mempelajari bagaimana manusia memaknai hal-hal yang ada didunia. Dan memaknainya dalam hal ini tidak dapat dicampur-adukkan dengan cara mengkomunikasikannya. Memaknai berarti menandai objek-
Interaksionismesimbolik pada intinya menjelaskan tentang metode individu yang dilihat bersama dengan orang lain, menciptakan sistem simbolik dan bagaimana cara dunia membentuk perilaku manusia. Pemaknaan individu terhadap lingkungannya berlangsung dalam proses kurun waktu yang panjang.
Danindividu yang membentuk masyarakat tersebutlah yang menciptakan sebuah kreativitas untuk terjadinya komunikasi tersebut. Dengan cara menginstrumentasikan simbol-simbol yang telah tertata di dalam masyarakat. Memarginalkan kekacauan dan sebisanya menghindari konflik adalah tujuan krusial dari kerativitas simbolik.
KesalahanManusia Memaknai Simbol. Bagi beberapa orang, penjelasan dari simbol memang memiliki makna tersendiri bagi yang membacanya. Namun hal ini disalah artikan oleh beberapa orang dan beranggapan bahwa simbol yang mereka pahami menjadi bukti yang hakiki dan harus dipercaya. Sehingga kerap kali mereka terjebak dalam pembenaran terhadap
MemaknaiSimbol-simbol .. (Petrus Lakonawa) 327 struktur dari semua elemen di dalam teks tersebut harus diperhatikan dengan seksama. Elemen-elemen sastrawi dari teks merupakan petunjuk atau sandi yang merujuk kepada makna yang dikandungnya. Dalam pendekatan ini, proses penafsiran dijalankan dengan cara mengurai dan memilah-milah
EKzJ. Simbol dan interaksi sosial tidak bisa dipisahkan pada kajian komunikasi. Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Tinjauan komunikasi untuk penelitian makna simbol ini selalu mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Pola perubahan interaksi sosial di kalangan masyarakat akan membawa perubahan makna simbol yang terkandung didalamna. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemaknaan simbol dalam perubahan interaksi sosial dalam tinjauan komunikasi. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dimana penjabaran simbolik melalui pendekatan Perspektif simbolis interaksionism. Hasil penelitian didapatkan bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia dalam paradoks. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 16 MAKNA DAN SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL Sebuah Tinjauan Komunikasi Aidil Haris1, Asrinda Amalia2 1,2Universitas Muhammadiyah Riau Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 88 Pekanbaru Email aidilharis asrindaamalia Abstrak Simbol dan interaksi sosial tidak bisa dipisahkan pada kajian komunikasi. Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Tinjauan komunikasi untuk penelitian makna simbol ini selalu mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Pola perubahan interaksi sosial di kalangan masyarakat akan membawa perubahan makna simbol yang terkandung didalamna. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemaknaan simbol dalam perubahan interaksi sosial dalam tinjauan komunikasi. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dimana penjabaran simbolik melalui pendekatan Perspektif simbolis interaksionism. Hasil penelitian didapatkan bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia dalam paradoks. Kata Kunci Simbol, interaksi sosial, dan komunikasi PENDAHULUAN Dalam dunia sastra sering kali kita mendengar kata-kata yang bermakna konotasi. Salah satunya adalah kata bunga, dimana dalam proses interaksi selalu dimaknai dengan seorang perempuan cantik nan menawan. Istilah bunga yang cantik selalu diidentikkan dengan bunga teratai, padma, lotus, atau seroja. Bunga dari tanaman air ini sangat populer di penjuru dunia. Rupanya yang indah menambah asri suasana. Dalam kehidupan sehari-hari, bunga teratai sering dijadikan simbol atau lambang kecantikan seorang wanita. Misalnya saja yang terdapat dalam tradisi India dimana sosok wanita ideal bernama padmini yang dilukiskan dengan tangan, kaki, serta wajah cantik ibarat bunga padma yang sedang merekah. Tidak hanya di India, teratai juga lekat dengan legenda dan tradisi masyarakat Cina. Dewi Kwan Im, Dewi Welas Asih dan pelindung orang-orang miskin biasa tampil dalam singgasana kuntum bunga teratai. Begitu pula He Xiangu, satu-satunya dewi diantara 7 dewa yang mendiami Fenghai selalu membawa bunga teratai untuk menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika bunga teratai dijadikan lambang oleh banyak instansi, perkumpulan, bahkan oleh sebuah negara. Selain kata bunga sebagai sebuah kata bermakna konotasi, juga terdapat berbagai tanda sebagai sebuah penanda dari sesuatu petanda yang juga memiliki makna. Misalnya saja, logo, kebiasaan kelompok adat yang bernuansa religi dan banyak kebiasaan-kebiasaan lainnya yang tentu memiliki makna dan arti tertentu. Di dalam Islam, banyak sekali perumpamaan-perumpamaan, pesan non verbal, baik yang tersurat maupun tersirat. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimanakah keterkaitan makna dan simbol dalam proses interaksi sosial jika dilihat pada sudut pandang komunikasi? Menurut Saifuddin, simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh primer dari simbolisasi manusia adalah melalui bahasa. Tetapi manusia juga Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Kencana. Jakarta Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 17 berkomunikasi dengan menggunakan tanda dan simbol dalam bentuk tarian, lukisan, musik, arsitektur dan lain sebagainya. Jika demikian adanya, bagaimanakah manusia memaknai setiap simbol-simbol tersebut dalam proses interaksi sosial? PEMBAHASAN Memahami Definisi Makna dan Simbol Memahami kajian seputar simbol dan maknanya, bisa dilihat dari berbagai perspektif ilmu, khususnya sosial, linguistik dan sastra. Misalnya saja dalam perspektif Antropologi, istilah simbol sudah semenjak lama dinyatakan baik secara eksplisit maupun implisit. Edward Tylor sebagai seorang antropolog abad ke-19 menuliskan bahwa kekuatan penggunaan kata-kata sebagai tanda untuk mengekspresikan pemikiran, yang dengan ekspresi itu bunyi tidak secara langsung menghubungkannya, sebenarnya sebagai simbol-simbol arbiter adalah tingkat kemampuan khusus manusia yang tertinggi dalam bahasa, yang kehadirannya mengikat bersama semua ras manusia dalam kesatuan mental yang White dalam suatu tulisan tentang manusia sebagai spesies yang mampu menggunakan simbol menunjuk pentingnya konteks dalam makna Cassirer berpendapat bahwa tanpa suatu kompleks simbol, pikiran relasional tidak akan mungkin terjadi. Manusia memiliki kemampuan untuk mengisolasi hubungan-hubungan dan mengembangkannya dalam makna abstrak. Dari beberapa pendapat diatas, maka dalam perspektif Antropologi Simbolik memandang manusia sebagai pembawa dan produk, sebagai subjek sekaligus objek, dari suatu sistem tanda dan simbol yang berlaku sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pengetahuan dan pesan-pesan. Simbol memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku selain gagasan dan halnya dengan pendapat Umberto Eco yang menyebutkan bahwa semiotika merupakan sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat Ibid Ibid Ibid ibid digunakan untuk berdusta lie. Definisi Eco ini – meskipun mungkin sangat mencengangkan banyak orang- secara eksplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri. Eco mengemukakan bahwa “Bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkapkan kebenaran ia pada kenyataannya tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan apa-apa. Saya pikir definisi teori kedutaan adalah sudah sepantasnya diterima sebagai program komprehensif untuk semiotika umum.”Meskipun demikian, menurut Piliang, secara implisit dalam definisi Eco di atas adalah bahwa bila semiotika adalah sebuah kedustaan, maka ia sekaligus adalah teori kebenaran. Sebab bila sebuah tanda tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, maka ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkapkan interaksi simbolik bermula dari interaksionisme simbolik yang digagas oleh George Herbert Mead yakni sebuah perspektif sosiologi yang dikembangkan pada kisaran pertengahan abad 20 dan berlanjut menjadi beberapa pendekatan teoritis yaitu aliran Chicago yang diprakarsai oleh Herbert Blumer, aliran Iowa yang diprakarsai oleh Manford Kuhn, dan aliran Indiana yang diprakarsai oleh Sheldon Stryker. Ketiga pendekatan teoritis tersebut mempengaruhi berbagai bidang disiplin ilmu salah satunya ilmu komunikasi. Teori interaksi simbolik dapat diterima dalam bidang ilmu komunikasi karena menempatkan komunikasi pada baris terdepan dalam studi eksistensi manusia sebagai makhluk sosial. Interaksionisme simbolik sebagai perspektif sosiologi dapat kita runut asal muasalnya saat idealisme Jerman atau pre-Sokratik, dan mulai berkembang pada akhir abad 19 dan awal abad 20 yang ditandai dengan berbagai tulisan dari beberapa tokoh seperti Charles S. Peirce, William James, dan John Dewey. Interaksionisme Piliang, Yasir Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Matahari. Bandung. Ibid. Hal 44-45 Ibid. Hal 45 Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 18 simbolik lahir ketika diaplikasikan ke dalam studi kehidupan sosial oleh para ahli sosiologi seperti Charles H. Cooley, Thomas, dan George Herbert Mead. Dari sekian banyak ahli sosiologi yang menerapkan interaksionisme simbolik, Mead-lah yang secara khusus melakukan sistematisasi terhadap perspektif interaksionime simbolik. George Herbert Mead menjelaskan bahwa manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian. Pemaknaan ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi dengan pihak lain yakni dalam konteks komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal atau self-talk atau dalam ranah pemikiran pribadi mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan manusia mengembangkan sense of self dan untuk berinteraksi dengan pihak lain dalam suatu masyarakat. Dikarenakan pemikiran Mead tidak pernah dapat dipublikasikan, Herbert Blumer kemudian mengumpulkan, menyunting, dan mempublikasikan pemikiran Mead ke dalam sebuah buku bertajuk Mind, Self, and Society 1937 sekaligus memberikan nama dan mengenalkan istilah teori interaksi simbolik. Pengertian Interaksionisme Simbolik Terdapat dua pengertian mengenai interaksionisme simbolik atau teori interaksi yang diutarakan oleh para ahli, yaitu Herbert Blumer mendefinisikan interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik sebagai sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu. Scott Plunkett mendefinisikan interaksionisme simbolik sebagai cara kita belajar menginterpretasi serta memberikan arti atau makna terhadap dunia melalui interaksi kita dengan orang lain. Makna dan Simbol Dalam Proses Interaksi Sosial Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung. Pepatah tersebut merupakan penguatan tentang konsep diri manusia yang menunjukkan betapa pentingnya proses interaksi bagi manusia dimana saja ia berada. Seakan-akan, manusia itu perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Apabila manusia tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan menggagalkan proses interaksinya sendiri. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berinteraksi. Bahkan interaksi itu tidak saja eksklusif antar manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh kajian teori interaksionis simbolik, George Hebert Mead menekankan pada bahasa yang merupakan sistem simbol dan kata-kata merupakan simbol karena digunakan untuk memaknai berbagai hal. Dengan kata lain, simbol atau teks merupakan representasi dari pesan yang dikomunikasikan kepada publik. Menurut Mead, makna tidak tumbuh dari proses mental soliter namun merupaka hasil dari interaksi sosial atau signifikansi kausal interaksi sosial. Individu secara mental tidak hanya menciptakan makna dan simbol semata, melainkan juga ada proses pembelajaran atas makna dan simbol tersebut selama berlangsungnya interaksi sosial. Bahkan ditegaskan oleh Charon bahwa simbol adalah objek sosial yang digunakan untuk merepresentasikan apa-apa yang disepakati bisa direpresentasikan oleh simbol tersebut. Interaksi simbolis merupakan salah satu pendekatan yang bisa dilakukan dengan cultural studies. Menurut Norman Denzin dalam bukunya Symbolic Interactionism and Cultural Studies menekankan bahwa semestinya kajian terhadap interaksi simbolis memainkan peranan penting dalam cultural studies yang memusatkan perhatian pada tiga masalah yang terkait satu dengan lainnya, yakni produksi makna kultural, analisis tekstual makna-makna ini dan studi kebudayaan yang dijalani dan pengalaman yang dijalani. Namun, dalam tataran praktis Denzin melihat adanya kecenderungan dari interaksionisme simbolik untuk mengabaikan gagasan yang menghubungkan “simbol” dan “interaksi”.PENUTUP Perspektif simbolis interaksionism mendasarkan pandangannya pada asumsi bahwa Mufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Kencana. Jakarta Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya di era Budaya Siber. Kencana. Ibid Ibid Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 19 manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karenanya makna muncul melalui interaksi manusia dengan lingkungannya. Lingkungan pertama yang memengaruhi pembentukan makna adalah kelurga. Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dan individu mengembangkan konsep diri dan indetitas melalui interaksi sosial tertentu. DAFTAR PUSTAKA Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Kencana. Jakarta Piliang, Yasir Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Matahari. Bandung. Mufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Kencana. Jakarta Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya di era Budaya Siber. Kencana. ... Herbert Blumer defines symbolic interaction as an interaction process to form meanings or meanings for all individuals then Scott Plunkett defines it as the way individuals learn to interpret and give meaning or meaning to the world through the interactions of one individual with another Haris & Amalia , 2018. ... Citra Rosalyn AnwarAndrianiThis article provides an overview of parents and children who build communication through KPop. This article becomes interesting to discuss because of the increasing popularity of the Korean Wave in Indonesia. Negative stigma also accompanies parental anxiety about their children's liking for the Korean Wave, especially KPop. In addition, there are problems with parents who find it difficult to build communication with their children. This article provides an overview of how parent-child communication is actually built through KPop. This article is the result of a qualitative study on three pairs of mothers and children in Makassar. The results of the study show that communication is very well established between mother and child, with the role of this Hallyu Wave... Bahasa yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu sama lain baik dalam konteks komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, selftalk, atau dalam ruang pemikiran pribadi mereka membantu mengkonstruksi makna tersebut. Manusia dapat terlibat dengan anggota masyarakat lainnya dan menciptakan kesadaran diri berkat bahasa sebagai alat komunikasi Haris & Amalia, 2018. Kajian tentang pola interaksi manusia, yaitu bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain dan dengan kelompok, menjadi penekanan utama teori interaksionisme simbolik. ...Sari Tri AnjaniIskandarsyah SiregarThis study analyzes how the existence of Palang Pintu Betawi culture and the understanding of the meaning of using Palang Pintu in Betawi traditional weddings. The purpose of this research is to look for strategies for restoring the Betawi traditional Palang Pintu culture. The theory used is George Herbert Mead's symbolic interaction theory. The method used in this study is the qualitative research method of Cresswell, The nature of this research is descriptive. By using the questionnaire method as data collection. The results obtained are an explanation of how the existence of Palang Pintu culture as an opening in the Betawi traditional event. As well as what strategies can be implemented to restore the Betawi culture which is almost extinct... Pandangan tersebut menegaskan bahwa teori interaksi simbolik merupakan sebuah proses pemaknaan secara terus menerus atau berkelanjutan saat percakapan berlangsung terhadap bahasa dan gerak tubuh gesture dalam menghadapi antisipasi bagaimana reaksi orang lain. Pandangan lain juga dikemukakan oleh Scott Plungkett mengatakan bahwa teori interaksi simbolik berbicara tentang cara manusia menginterpretasi dan mengartikan sesuatu atau cara manusia memaknai dunianya melalui interaksinya dengan orang lain dalam Haris & Amalia, 2018. Sementara dalam pemikiran LaRosa dan Donald C. Ritzes seperti dikutip dalam Siregar 2011 sebagai membentuk dunia simbolik secara bersama. ...Benedictus SimangunsongFelisianus N. RahmatAbstrak Budaya memainkan peran yang sangat penting dalam politik karena menjadi cerminan masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan politik atau membentuk karakteristik masyarakat dalam berpolitik. Contoh dari hubungan antara budaya dan politik bisa tergambarkan pada isu kekerabatan pada pilkada Manggarai Barat 2020 yang dibahas dalam penelitian ini. Fenomena kekerabatan yang dimaksud adalah adanya kecenderungan dari masyarakat Manggarai Barat pada umumnya untuk memilih pemimpin yang seasal atau karena faktor kekerabatan dan kekeluargaan atau dikenal sebagai budaya lonto leok yang masih kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat termasuk politik. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode penelitian Fenomenologi. Adapun pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer yaitu melakukan wawancara mendalam dan dokumentasi serta data sekunder berupa studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada para informan yang melakukan lonto leok menjelang Pilkada Mabar Tahun 2020 dan juga pada pilkada-pilkada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kekerabatan dalam budaya lonto leok pada proses pilkada di Manggarai Barat adalah kebersamaan dan ketergantungan. Sementara peran budaya lonto leok dalam proses politik adalah pada saat pengambilan keputusan dan menumbuhkan ikatan kekerabatan. Kata kunci Budaya, Politik, Kekerabatan, Lonto Leok, fenomenologi, makna kekerabatan Abstract Culture plays a very important role in politics because it reflects the everyday life of society in determining political attitudes and choices or shaping the characteristics of society in politics. One of them many examples about the relationship between culture and politics can be illustrated in the issue of kinship in the 2020 West Manggarai regional election discussed in this study. The kinship phenomenon in question is the tendency of the West Manggarai community in general to choose leaders who are in the same kinship and it is known as the lonto leok culture which still strongly influences people's life, including politics. This study uses an interpretive paradigm with phenomenological research methods. The research data collection was carried out with primary data, namely conducting in-depth interviews and documentation and secondary data in the form of literature study. Interviews were conducted with informants who conducted lonto leok ahead of the 2020 Mabar Pilkada and also in the previous pilkada. The results showed that the meaning of kinship in the lonto leok culture in the election process in West Manggarai was togetherness and dependence. Meanwhile, the role of lonto leok culture in the political process is at the time of making decisions and fostering kinship ties. Keywords Culture, Politics, Kinship, Lonto Leok, phenomenology, meaning of kinship... Makna simbolik merupakan konstruksi simpel yang terdiri dari objek, gambar, suara, aksi, gestur, ucapan dan tentu saja sesuatu yang memiliki arti tertentu. Sesuatu tersebut merupakan simbol yang merepresentasikan fenomena dan kejadian-kejadian dari kacamata sosial maka terdapat hubungan antara makna secara tersirat dengan makna dalam bentuk simbol Ahmadi, 2008;Haris & Amalia, 2018. ...Isnaini IndrawatiSiti MuyasarohZainul AhwanThis study aims to find out and raise the symbolic meaning and how communication events, communication situations, communication patterns and communication actions at district ceremonies and larung lumpeng in Lake Ranu Ranuklindungan Village, Grati District, Pasuruan Regency. The symbolic meaning in district ceremonies and larung tumpengmenarik to be researched, considering that there are many aspects of communication that have not been scientifically raised, especially in the realm of Communication Science. This research uses a qualitative descriptive paradigm approach, with focus group discussion FGD data collection methods and document analysis. The theory used is the theory semiotics of charles sanders pierce which is related to symbols and interactions in the Distrikan and Larung tumpeng ceremonies, semiotics of charles sanders pierce by prioritizing 3 models of semiotiks Charles Sanders Pierce, namely Icon, Simbols and Index. In Semiotiks concept the communication pattern shown is in 3 times of distrikan ceremonial, that can create several symbols as a medium, as well as expressed in the form of prayers and mantras to interact with God through the intermediary of The New Klinting As Bahu Rekso Danau Ranu. And by using the context of the minds of the people around Lake Ranu who take a role or action as a symbolic ability to place themselves in the implementation of the District and Larung tumpengdi Lake Ranu ceremonies, Ranuklindungan Village, Grati District as a form of symbolic. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengangkat makna simbolik serta bagaimana peristiwa komunikasi, situasi komunikasi, pola komunikasi dan tindakan komunikasi pada upacara distrikan dan larung lumpeng di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. Makna simbolik dalam upacara distrikan dan larung tumpeng menarik untuk diteliti, mengingat ada banyak aspek komunikasi yang belum diangkat secara ilmiah terutama dalam ranah Ilmu Komunikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data Focus Group Discussion FGD dan analisis dokumen. Teori yang digunakan adalah teori semiotika charles sanders pierce yang berkaitan dengan simbol dan interaksi yang ada didalam upacara distrikan dan larung tumpeng, semiotika charles sanders pierce dengan 3 model analisis semiotik Charles Sanders Pierce yakni Ikon, Simbol dan Indeks. Kesimpulan penelitian menunjukkan dalam model semiotik komunikasi yang ditunjukan adalah komunikasi pada tiga waktu upacara distrikan yakni pembukaan, prosesi dan penutup yang dapat menciptakan beberapa simbol dalam tanda-tanda fenomena upacara distrikan serta dituangkan dalam bentuk doa dan mantra untuk berinteraksi dengan Tuhan melalui perantara Baru Klinting Sebagai Bahu Rekso Danau Ranu, dengan menggunakan konteks pikiran masyarakat sekitar Danau Ranu, yang mengambil peran atau tindakan sebagai kemampuan simbolis untuk menempatkan diri dalam pelaksanaan upacara Distrikan dan larung tumpeng di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Kecamatan Aprianti YusmidahHadawiah HadawiahAhdan AhdanPenelitian ini Bertujuan penelitian ini adalah 1 Bagaimana Komunikasi Antarbudaya Suku Bugis dan Suku Tidung di Kalimantan Utara Studi Pada masyarakat Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan. 2 Bagaimana Bentuk Adaptasi Budaya Suku Bugis Terhadap Suku Tidung di Kalimantan Utara Studi Pada masyarakat Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan dan berlokasi di wilayah Kalimantan Utara Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan dengan informan sebanyak 8 delapan orang dimana mereka merupakan orang yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Tidung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yakini data primer dan data sekunder. Adapun metode pengumpualan data dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka dan metode fonomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi sudah terjadi sejak dahulu dan hidup berdapingan, serta tejadi perkawinan antar suku, dan semua makhluk sosial memerlukan intraksi untuk melakukan proses komunikasi adaptasi terutama dari Suku Bugis selaku suku pendatang. Adanya perbedaan budaya antara Suku Bugis dan Suku Tidung tidak menjadi sebuah masalah selagi itu baik dan tidak Rofifah MarzukiAhdan AhdanSitti RahmawatiNur Rofifah Marzuki. 06520180145. Makna Simbolik Komunikasi Budaya Dalam Tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa Pada Masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah Tujuan dari penelitian ini adalah 1 Untuk mengetahui makna simbolik dalam tradisi kamba-kambano dho gaa pada masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah. 2 Untuk mengetahui bentuk komunikasi budaya dalam tradisi kamba-kambano dho gaa pernikahan pada masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah. Adapun jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah tiga tokoh adat dan dua masyarakat yang terlibat dalam proses pelaksanaan tradisi kamba-kambano dho gaa. Dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman menggunakan tiga teori yaitu teori interaksi simbolis, teori semiotika, dan teori folklor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa bagi masyarakat Rumpun Bombonawulu dilakukan saat seorang anak laki-laki secara biologis sudah memiliki dasar-dasar kemampuan jasmani berupa ketangkasan dan randaa. Bagi anak perempuan ditandai dengan telah mengalami masa haid dan telah memiliki kemampuan membantu atau mengurus rumah tangga. dalam prosesi pelaksanaan tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa dilakukan tahap demi tahap. Seperti tahap nofecilae mengintip, Feenagho losa menyampaikan lamaran, de owa losa membawa lamaran, persiapan isi gambi pernikahan, pengantaran gambi, do kala powowo pergi tinggal, haroa baca doa, mo’ato akad nikah, fewaniu ae mencuci kaki, dengkoha do kawi duduk kawin, kafeinao no pakawi nasehat dan ijab qabul, pesua lambu moane kerumah suami. Di setiap tahapan ini memiliki makna simbolikPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kelekatan diantara mahasiswa dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Kajian ini dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran daring yang menyebabkan keterbatasan mahasiswa dalam berinteraksi dan bersosialisasi secara tatap muka sehingga hubungan kelekatan diantara mahasiswa menjadi terhambat. Penelitian ini di kaji dengan pendekatan Study kasus, dengan metode deskriptif. Data diperoleh melaui survei yang dilakukan kepada mahasiswa baru program studi pendidikan PKN FKIP Universitas Mataram kemudian diolah melalui proses pengumpulan, penyajian dan pengambilan kesimpulan. Ada beberapa temuan yang menjadi dasar mengapa pola pembelajaran daring menghambat proses hubungan kelekatan diantaranya; 1 sebagian besar mahasiswa belum pernah bertemu secara langsung dengan teman sekelasnya sehingga hanya sebagian kecil dari mereka yang saling mengenal, 2 Mahasiswa tidak memiliki teman dekat di kelasnya sehingga sebagian besar dari mereka belum pernah kumpul ataupun bermain bareng; 3 meskipun komunikasi diantara mereka masih berjalan baik akan tetapi semua dilakukan hanya melalui media sosial atau Chating. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan kelekatan diantara mahasiswa dalam pembelajaran daring tidak terbentuk karena mahasiswa tidak memiliki cukup ruang dan waktu untuk mengenali lebih dalam. Kondisi tersebut tidak memberikan kesempatan mahasiswa untuk saling mengidentifikasi, sehingga tidak terjadi proses simpati, dan empati dan akhirnya hubungan kelekatan tidak SaadahAmriana AmrianaChange does not always have a negative impact on the living system, there are positive values ??that can always be learned from a change. In social communication, for example, individuals and groups have a stake in making choices about communication methods. This paper specifically describes how changes in parental communication modes in building children's career motivation. In this paper, the method used is a qualitative descriptive method where the technique is a literature study data collection technique, namely looking for relevant literature on online news pages on the internet. Content analysis is used by reading and interpreting data to describe how changes in parental communication modes with children affect children's career motivation. The findings in this paper show that changes in technology-based communication modes in building motivation provide space for children to represent their desires in the career field. In addition, parents in this case also provide positive feedback on children's choices, so as to create healthy relationships that can make children feel accepted and heard within the family and communityDindin SaepudinThe purpose of this study is to determine the communication strategy of lecturers in building understanding of PTNBH at the Bandung Institute of Technology. Communication is a fundamental thing in human life, even communication becomes a phenomenon for the formation of a society or community integrated by information, where each individual in the society itself shares information sharing to achieve common goals. In simple terms, communication can occur if there is a similarity between the person who conveys the message and the person who receives the message. The research method that researchers use is a descriptive research method with a qualitative type through historical methods, namely research that studies a principle that occurs in the present and in the past based on the traces obtained. As a result of the research that has been carried out, it can be concluded that the things behind ITB implementing its public communication strategy are in building a common understanding of various matters related to the change in the status of PTN to PTN-BH. The institution, in this case the ITB Public Relations, carries out interaction activities through a public communication strategy where everyone can respond to each other and monitor the situation so that a common understanding of the background of changes in the status of the institution is formed; The public communication strategy is also carried out in reducing and providing solutions to the unrest that occurs in the ITB academic community. In this study, stakeholders focused on ITB students Departing from intense interactions, various integrated habits of all ITB academics were constructed to achieve common goals successSemiotika dan Hipersemiotika. MatahariYasir PiliangAmirPiliang, Yasir Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Matahari. dan Filsafat KomunikasiMuhammad MufidMufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Kencana. Jakarta Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya di era Budaya Siber. Kencana.
Bagaimana Cara Manusia Memaknai Simbol – Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah. Mereka berbagi simbol untuk mengekspresikan banyak hal, seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak istimewa. Apa yang mereka pahami tentang simbol berbeda-beda. Beberapa orang menganggap simbol sebagai lambang spiritual, sedangkan yang lain menggunakannya untuk menggambarkan realitas. Simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda. Mereka dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Orang menggunakan simbol untuk melukiskan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya mereka. Orang juga menggunakan simbol untuk menunjukkan kekuasaan, kekayaan, dan status sosial. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Misalnya, simbol keluarga dapat melambangkan cinta, komitmen, dan kebersamaan bagi beberapa orang. Namun, bagi orang lain, simbol ini dapat mengingatkan mereka pada masa lalu yang tidak menyenangkan. Jadi, bagaimana cara manusia memaknai simbol? Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami konteksnya. Simbol tidak bisa dipahami secara terpisah dari maknanya. Restorasi atau restrukturisasi simbol dapat membantu kita memahami simbol. Ini termasuk menentukan bagaimana simbol dipasangkan dengan budaya, sejarah, dan konteks sosial. Selain itu, manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda. Mereka dapat menafsirkan simbol dari sudut pandang pribadi, sosial, dan historis. Penafsiran pribadi melibatkan pemahaman tentang makna simbol bagi individu. Penafsiran sosial mencakup pemahaman tentang bagaimana simbol dipahami di lingkungan sosial tertentu. Penafsiran historis melibatkan pemahaman tentang sejarah dan konteks simbol. Manusia juga dapat memaknai simbol dengan cara lain. Mereka dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Mereka dapat menggunakan simbol sebagai alat untuk mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Mereka juga dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan kekayaan budaya, sejarah, dan kepercayaan. Manusia telah menggunakan simbol selama berabad-abad. Mereka telah menggunakan simbol untuk mengekspresikan banyak hal. Cara manusia memaknai simbol telah berubah seiring waktu. Meskipun begitu, simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Dengan cara yang benar, simbol dapat membantu orang memahami dunia di sekitar mereka. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Manusia Memaknai 1. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah untuk mengekspresikan banyak hal seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak 2. Simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara 3. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda dan dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan 4. Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami 5. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan 6. Manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan 7. Simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Manusia Memaknai Simbol 1. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah untuk mengekspresikan banyak hal seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak istimewa. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah untuk mengekspresikan banyak hal seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak istimewa. Simbol adalah bentuk luar dari makna yang dapat diterjemahkan oleh orang lain. Mereka dapat mengungkapkan banyak hal tentang identitas, nilai, dan makna dalam budaya tertentu. Simbol juga dapat menjadi penghubung antara kepercayaan spiritual dan praktik magis. Manusia telah menggunakan simbol sebagai cara untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, dan untuk mengkomunikasikan makna kepada orang lain. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang berbeda untuk setiap orang. Simbol dapat diartikan berbeda antara orang-orang yang berbeda. Simbol dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Beberapa simbol digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu kepada yang lain. Beberapa simbol digunakan untuk menyampaikan keyakinan atau kepercayaan spiritual. Beberapa simbol juga digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu dan makna tertentu. Simbol-simbol dapat ditemukan di seluruh dunia dan telah digunakan sejak zaman prasejarah. Beberapa simbol menggambarkan kekuatan spiritual, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam budaya-budaya spiritual. Beberapa simbol juga menggambarkan nilai-nilai budaya, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam budaya-budaya kebudayaan. Beberapa simbol juga dapat menggambarkan hak istimewa manusia, seperti simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan hak-hak sipil. Simbol-simbol dapat memberikan makna yang berbeda bagi orang-orang yang berbeda. Beberapa simbol memiliki makna yang sama untuk semua orang, sementara yang lain dapat memiliki makna yang berbeda bagi orang-orang yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara orang lain memaknai simbol-simbol tertentu sebelum menggunakannya. Simbol-simbol juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ide-ide dan gagasan abstrak. Beberapa simbol dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran manusia, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam seni. Simbol-simbol juga dapat digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam matematika dan sains. Untuk menggunakan simbol dengan benar, penting untuk memahami cara orang lain memaknai simbol-simbol tertentu. Juga penting untuk memahami makna simbol-simbol tertentu sebelum menggunakannya. Dengan memahami cara manusia memaknai simbol-simbol, kita dapat menggunakan simbol-simbol dengan benar dan menyampaikan makna yang tepat. 2. Simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk menyampaikan ide, emosi, makna, dan nilai dalam komunikasi. Simbol adalah representasi arti dari suatu konsep, dan dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam daripada yang bisa ditransmisikan dengan kata-kata. Simbol adalah representasi visual untuk ide dan konsep yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Dengan menggunakan simbol, komunikasi semakin mudah dan lebih memudahkan untuk mencapai hal-hal yang tidak dapat dicapai dengan kata-kata saja. Simbol dapat menyampaikan makna yang lebih dalam dan kompleks daripada yang bisa dicapai dengan kata-kata saja. Simbol juga dapat menyampaikan emosi dan nilai. Dengan menggunakan simbol, manusia dapat mengkomunikasikan bagaimana mereka merasa dan apa yang mereka pikirkan tentang suatu hal dengan lebih efektif. Simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu seperti persaudaraan, toleransi, dan keadilan. Selain itu, simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang tidak dapat dicapai dengan kata-kata saja. Contohnya, simbol seperti tanda silang yang digunakan untuk menyatakan larangan, atau tanda centang yang digunakan untuk menyatakan persetujuan. Simbol juga dapat menyampaikan makna yang lebih kompleks daripada yang bisa dicapai dengan kata-kata saja. Contohnya, lambang kesetiaan, atau lambang cinta, yang masing-masing dapat menyampaikan makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. Kesimpulannya, simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan makna, nilai, dan emosi yang tidak dapat dicapai dengan kata-kata saja. Simbol dapat membantu manusia untuk berkomunikasi lebih efektif dan menyampaikan pesan yang lebih kompleks. 3. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda dan dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya. Simbol adalah suatu bentuk yang mengandung makna yang melekat pada suatu konsep atau kesadaran. Simbol biasanya berbentuk suatu gambar, objek, atau tanda yang menyampaikan pikiran atau gagasan tanpa harus menggunakan bahasa. Simbol-simbol universal bisa digunakan untuk menyampaikan makna secara luas, namun simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Simbol dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya. Kepercayaan adalah suatu persepsi tentang sesuatu yang diyakini oleh orang-orang tanpa melalui bukti ilmiah. Simbol-simbol yang menggambarkan kepercayaan suatu masyarakat dapat berupa benda-benda yang memiliki makna yang mendalam bagi orang-orang tersebut. Contohnya, kruzifix yang sering digunakan untuk menggambarkan kepercayaan Kristen. Kruzifix dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, namun secara umum dapat diidentifikasi sebagai simbol dari kepercayaan Kristen. Sejarah dan tradisi juga dapat dinyatakan melalui simbol. Simbol-simbol ini sering digunakan untuk mengingat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah, seperti bendera Amerika Serikat yang digunakan untuk mengingat Perang Saudara Amerika. Simbol-simbol sejarah juga dapat digunakan untuk menggambarkan tradisi-tradisi masyarakat tertentu. Contohnya, bendera Jepang yang menggambarkan tradisi Samurai. Budaya juga dapat dinyatakan melalui simbol. Budaya adalah sekumpulan nilai, tingkah laku, dan kepercayaan yang dimiliki oleh sebuah masyarakat. Simbol-simbol yang menggambarkan budaya suatu masyarakat dapat berupa benda-benda yang memiliki makna yang mendalam dan berarti bagi orang-orang tersebut. Contohnya, bendera Inggris yang menggambarkan budaya Inggris. Simbol-simbol budaya juga dapat digunakan untuk menggambarkan perayaan-perayaan tertentu, seperti bendera Inggris yang digunakan untuk merayakan Hari Raya Ulang Tahun Ratu. Kesimpulannya, simbol dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya. Simbol-simbol ini dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Simbol-simbol tersebut sangat berguna dalam menyampaikan makna secara luas dan membantu dalam mengingat peristiwa-peristiwa penting dan budaya-budaya tertentu. 4. Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami konteksnya. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman dahulu. Simbol adalah lambang yang berasal dari bahasa, visual atau bunyi yang bisa mewakili sesuatu yang lebih besar. Simbol ini bisa mewakili konsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan secara verbal. Contohnya adalah lambang kesetiaan yang dikenal sebagai bintang, bulan, dan salib. Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami konteksnya. Konteks adalah situasi yang menyertai simbol yang sedang dibicarakan. Konteks dapat membantu kita memahami makna dan asal simbol. Misalnya, salib dapat mewakili berbagai konsep, seperti sakralitas, kehormatan, dan kesetiaan. Namun, hanya dengan memahami konteks di mana salib digunakan, kita dapat memahami makna sebenarnya dari simbol. Konteks juga bisa membantu kita mengidentifikasi simbol yang mungkin tidak dikenal oleh orang lain. Contohnya, bintang terbalik adalah simbol satanisme, dan hanya dengan memahami konteksnya, kita dapat mengidentifikasi dan menghargai simbol ini. Hal ini berlaku untuk berbagai simbol, dari simbol religius hingga tanda yang digunakan pada kendaraan umum. Konteks juga bisa membantu kita memahami simbol yang berasal dari budaya lain. Simbol budaya dapat sangat kompleks dan beragam. Dengan memahami konteksnya, kita dapat memahami simbol ini dengan lebih baik. Misalnya, kita dapat memahami makna simbol pada tato tradisional Polynesia dengan memahami konteks budaya di mana simbol tersebut berasal. Konteks juga dapat membantu kita mengidentifikasi simbol yang telah mengalami perubahan. Misalnya, lambang bulan yang awalnya mewakili kekuatan dan kesetiaan, sekarang berarti cinta dan romansa. Dengan memahami konteks masing-masing, kita dapat memahami simbol dengan benar. Secara keseluruhan, memahami konteks adalah salah satu cara terbaik untuk memahami simbol. Dengan memahami konteks di mana simbol digunakan, kita dapat memahami makna dan asal simbol dengan lebih baik. Konteks juga dapat membantu kita mengidentifikasi dan memahami simbol budaya lain dan simbol yang telah berubah. 5. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan historis. Manusia menggunakan simbol untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman. Simbol menyatakan arti atau makna yang melekat pada simbol, dan sangat penting untuk memahami cara manusia memaknai simbol. Simbol memainkan peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia, termasuk budaya, agama, politik, dan sosial. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan historis. Pertama, manusia dapat memaknai simbol secara pribadi. Mereka dapat menafsirkan simbol sesuai dengan pengalaman pribadi mereka. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang, karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah simbol yang mewakili kekuasaan atau kemakmuran bagi seseorang dapat diartikan sebagai simbol kemiskinan bagi orang lain. Kedua, manusia juga dapat memaknai simbol secara sosial. Mereka dapat memaknai simbol berdasarkan pengalaman sosial mereka. Misalnya, sebuah simbol mungkin memiliki arti yang berbeda bagi orang yang tumbuh dalam lingkungan yang berbeda. Mereka dapat menafsirkan simbol berdasarkan peran yang dimainkan oleh simbol dalam masyarakat, budaya, atau agama mereka. Ketiga, manusia juga dapat memaknai simbol secara historis. Mereka dapat memaknai simbol berdasarkan sejarah simbol, yang dapat menjelaskan bagaimana simbol tersebut berasal dan peran yang dimainkan oleh simbol selama berabad-abad. Seseorang dapat menafsirkan simbol berdasarkan persepsi masyarakat masa lalu tentang simbol tersebut. Keempat, manusia juga dapat memaknai simbol berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut. Manusia dapat menafsirkan simbol berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dalam masyarakat mereka. Misalnya, sebuah simbol mungkin dianggap sebagai simbol keberuntungan bagi seseorang yang menganut agama tertentu, tetapi dianggap sebagai simbol negatif oleh orang lain yang tidak menganut agama tersebut. Kelima, manusia juga dapat memaknai simbol berdasarkan konteks. Manusia dapat menafsirkan simbol berdasarkan konteks budaya, sosial, atau politik. Mereka dapat menafsirkan simbol berdasarkan peran yang dimainkan oleh simbol dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, sebuah simbol yang dianggap sebagai simbol kekuasaan di suatu tempat dapat dianggap sebagai simbol kemerosotan di tempat lain. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan historis. Dengan menggunakan berbagai cara untuk menafsirkan simbol, manusia dapat memahami makna simbol dan menggunakannya untuk mengungkapkan ide dan pengalaman mereka. 6. Manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Simbol adalah bentuk komunikasi universal yang dapat digunakan oleh manusia untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Simbol adalah suatu bentuk komunikasi visual yang mudah dipahami oleh kebanyakan orang. Banyak simbol yang telah mapan dalam budaya kita, dan sering digunakan untuk menyampaikan pesan secara efektif tanpa harus menggunakan kata-kata. Simbol dapat berupa ikon, lambang, tanda, gambar, dan lainnya. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan secara efektif. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam daripada kata-kata, dan dapat menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Contohnya, bendera merupakan simbol yang berfungsi sebagai simbol nasional untuk menyampaikan rasa patriotisme dan nasionalisme. Logo juga berfungsi sebagai simbol untuk merepresentasikan suatu merek atau organisasi. Selain itu, manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Contohnya, orang dapat menggunakan simbol untuk mengekspresikan kemarahan, rasa malu, rasa takut, dan emosi lainnya. Misalnya, bintang merah dapat mengekspresikan rasa marah, dan bintang biru dapat mengekspresikan rasa cinta. Selain itu, manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks, seperti pesan politik atau sosial. Contohnya, tanda swastika merupakan simbol yang menggambarkan ideologi Nazi. Simbol dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan yang lebih spiritual, seperti halnya simbol bintang lima yang digunakan untuk menyampaikan pesan spiritual. Manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan pandangan pribadi. Contohnya, orang dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan tentang toleransi, hak asasi manusia, dan hak-hak minoritas. Manusia dapat juga menggunakan simbol untuk mengekspresikan pandangan pribadi tentang isu-isu politik, sosial, dan ekonomi. Dengan demikian, simbol merupakan suatu bentuk komunikasi yang dapat digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan pesan politik, sosial, spiritual, dan lainnya, serta mengekspresikan pandangan pribadi tentang isu-isu yang sedang terjadi. Dengan menggunakan simbol, manusia dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan lebih mudah dipahami. 7. Simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Simbol telah lama menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu, simbol telah digunakan untuk menyampaikan makna yang berbeda dari yang terlihat. Simbol membantu manusia merangkum makna yang kompleks dan membuatnya mudah diingat dan diteruskan ke generasi berikutnya. Manusia menggunakan simbol untuk mengungkapkan gagasan dan ide-ide yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Simbol menyatukan semua orang dalam suatu masyarakat, karena semua orang memiliki makna yang sama untuk simbol yang sama. Simbol bisa menjadi contoh komunikasi universal yang menyatukan semua orang dalam komunitas. Simbol juga membantu manusia memahami dunia di sekitarnya. Simbol memudahkan manusia untuk mengidentifikasi dan memahami konsep abstrak seperti keagamaan, politik, dan kultur. Simbol dapat membantu manusia dalam memahami makna yang lebih luas tentang dunia di sekitarnya. Simbol juga membantu manusia mengungkapkan perasaan dan emosi. Simbol membantu manusia mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka dengan lebih jelas. Simbol juga membantu manusia mengungkapkan perasaan dan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Simbol juga dapat membantu manusia menyampaikan informasi yang rumit dalam bentuk yang mudah dipahami. Simbol membantu manusia memahami informasi yang kompleks dan membuat informasi lebih mudah diterapkan. Simbol juga membantu manusia membangun dan mempertahankan identitas dan budaya. Simbol menunjukkan identitas dan budaya yang unik untuk setiap kelompok dan menyatukan mereka. Simbol membantu manusia mengingat dan menghargai budaya mereka sendiri dan orang lain. Akhirnya, simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Simbol membantu manusia merangkum makna yang kompleks dan memudahkan mereka memahami dan mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka. Simbol juga membantu manusia membangun dan mempertahankan identitas dan budaya mereka. Dengan simbol, manusia dapat menyampaikan informasi dan gagasan yang rumit dengan lebih mudah dan menyatukan semua orang dalam suatu masyarakat.
Home Articles Simbol kerumahtanggaan Budaya Adalah Babak berpangkal Komunikasi Geertz dalam Sobur, 2006 178 mengatakan bahwa kebudayaan adalah sebuah transendental berpunca makna-makna yang tertuang privat simbol-huruf angka nan diwariskan melangkaui sejarah. Kebudayaan adalah sebuah sistem dari konsep-konsep yang diwariskan dan diungkapkan dalam bagan-bentuk simbolik melintasi mana manusia berkomunikasi, mengekalkan, dan memerkembangkan maklumat adapun kultur dan bersikap terhadap roh ini. Mengamati apa yang diungkapkan oleh Geertz tersebut dapat diambil sebuah pemahaman bahwa manusia, sebagai insan bertamadun, berkomunikasi dengan melontarkan dan memaknai simbol melalui asosiasi interaksi sosial yang terjadi. Simbol dengan demikian merupakan sebuah petunjuk kerumahtanggaan memerluas cakrawala wawasan para masyarakat budaya. Proses komunikasi adalah proses pemaknaan terhadap simbol-huruf angka tersebut. Melalui pemaknaan inilah kemudian sosok berburu luang dan berbagi akan halnya realitas. Melalui pemaknaan ini pulalah sosok mengambil peranannya n domestik peradaban. Syam 2009 42 mengungkapkan bahwa bunyi bahasa membuka sesuatu yang lampau berguna lakukan melakukan komunikasi. Berdasarkan apa yang disampaikan Syam tersebut, fon dengan demikian mempunyai peran terdahulu internal terjadinya komunikasi. Dalam kajian interaksionisme simbolik, simbol sendiri diciptakan dan dimanipulasi oleh individu-sosok yang bersangkutan demi meraih pemahamannya, baik adapun diri ataupun tentang masyarakat. Pada dasarnya simbol boleh dimaknai baik dalam bentuk bahasa verbal maupun bentuk bahasa non verbal pada pemaknaannya dan wujud riil dari interaksi simbol ini terjadi dalam kegiatan komunikasi. Saat seorang komunikator memancarkan suatu isyarat wanti-wanti, baik verbal atau non lisan, komunikan berusaha memaknai stimuli tersebut. Di sinilah terjadi sebuah proses sosial dimana kedua belah pihak berusaha untuk memberi andil terhadap proses komunikasi nan terjadi momen itu. Karena itu komunikasi sebenarnya tidak bisa dilihat misal sebuah proses sederhana untuk berinteraksi antar simbol melainkan lebih jauh lagi, komunikasi yaitu proses interaksi makna yang terkandung kerumahtanggaan bunyi bahasa-bunyi bahasa nan digunakan. Dengan demikian, proses komunikasi boleh pula menjadi sarana yang digunakan bagi meperkenalkan sesuatu kepada pihak lain melalui lambang yang digunakannya bagi menyampaikan suatu pesan. Adapun perihal lambang alias simbol di sini mencantol adapun tanda baca verbal yang disampaikan dengan menggunakan bahasa dan kembali lambang yang diperlihatkan melalui kebendaan, warna, dan kejadian penunjang lainnya. GM Dikutip dari Thesis Marcapada Intersubjektif Penghuni Penghayat Distribusi Kebatinan Perjalanan, Unpad 2022 Gayes Mahestu budaya komunikasi bunyi bahasa
bagaimana cara manusia memaknai simbol